Pages

Kamis, 21 April 2016

BUDIDAYA PEPAYA MERAH DELIMA

BUDIDAYA PEPAYA MERAH DELIMA
Oleh: Tri Budiyanti
Pepaya (Carica papaya L.) berasal dari Amerika Selatan dan berkembang luas di Indonesia. Tanaman pepaya dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi sampai 700 m di atas permukaan laut. Tanaman pepaya dapat tumbuh dan berproduksi tinggi pada tanah yang kaya bahan organik, drainase dan aerasinya baik, serta mempunyai pH 6,5 – 7, curah hujan antara 1.500-2.000 mm per tahun, suhu berkisar antara 22-30o C.
Tanaman pepaya yang mendapat sinar matahari dalam jumlah banyak akan lebih cepat berbunga dan berbuah, buah lebih cepat masak dan lebih manis. Tanaman pepaya memiliki 3 jenis bunga yaitu: bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna/hermaprodit. Tanaman berbunga sempurna mempunyai buah yang lebih disukai konsumen karena daging buah lebih tebal dan bentuk buah lebih bagus.
1. Persiapan benih
Benih pepaya berasal dari biji Biji dikecambahkan dengan cara direndam semalam kemudian disimpan di dalam wadah tertutup yang dilapisi tissue/kain basah, dengan suhu diatas 30oC. Biji akan berkecambah setelah 6-12 hari, kemudian disemai dalam media  polibag. Selain itu dapat juga dengan cara menyemai biji yang sudah direndam air tersebut di media pasir. Setelah tumbuh setinggi3-5 cm bibit dipindah di media polibag. Media semai biji pepaya yaitu tanah, pupuk kandang dan Thricoderma. Benih pepaya ditanam  ke lapang setelah berumur 30-40 hari dengan ciri mempunyai daun berjumlah 5-8 helai.
Gambar: a. Kecambah benih siap disemai, b. Benih siap tanam, c. Penanaman benih dilapang
2. Persiapan lahan
  • Lahan dibersihkan dari gulma secara mekanik atau kimia. Selanjutnya lahan diolah tanahnya agar menjadi gembur.
  • Bedengan  dibuat dengan panjang 6 meter, lebar 1- 1,5 m, tinggi  20 cm. Antar bedengan dipisahkan dengan parit berukuran lebar 50 cm dan dalam  30 cm.
  • Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 50 cm dan jarak tanam 2 x2 m.
Gambar: a. Jarak tanam pepaya, b. Ukuran lubang tanam
  • Lubang tanam diisi dengan campuran pupuk kandang dan dolomit, masing-masing ± 8 kg/lubang dan 350 g/lubang, kemudian dibiarkan selama 1 - 2 minggu. Tambahkan  pupuk dasar TSP dengan dosis  50-80 g/lubang dan insektisida Furadan sebanyak 0,5-1 g/lubang, 2-3 hari sebelum tanam.
3. Penanaman
Benih yang sudah siap ditanam masukkan dalam lubang tanam, dengan cara melepas polybag dilepas perlahan-lahan agar media tanam tidak pecah kemudian letakkan di lubang tanam  dan timbun dengan tanah top soil. Satu lubang tanam sebaiknya ditanam dengan 2 (dua) benih agar dapat diseleksi tanaman yang berbunga sempurna.
4. Pemeliharaan tanaman
a. Seleksi Bunga Sempurna
Saat tanaman sudah mulai berbunga (± umur 2 bulan setelah tanam) pilih yang berbunga sempurna. Ciri bunga sempurna yaitu di dalam satu bunga terdapat serbuk sari dan putik. Tanaman yang berjenis kelamin lainnya dipotong pada pangkal batang agar tidak tumbuh.
Gambar: Bunga jantan, b. Bunga betina, c. bunga sempurna kuncup, d. Bunga sempurna mekar
b. Pemberian Mulsa
Mulsa atau penutup tanah berupa serasah, jerami kering dan lainnya, diberikan dibawah tajuk tanaman dengan ketebalan 15 – 20 cm saat awal tanam. Selain untuk menjaga kelembaban tanah, mulsa juga berfungsi untuk mencegah pertumbuhan gulma, mengatur suhu permukaan tanah menekan populasi hama dan menambah kesuburan tanah.
c. Pemupukan
Gunakan pupuk NPK 16 – 16 – 16 atau campuran pupuk tunggal. Dosis pupuk NPK 16 – 16 – 16  dapat dilihat pada tabel 1.

Pupuk diletakan pada lubang yang dibuat di sekeliling tanaman dan ditutup tanah. Penyiraman harus dilakukan setelah  pemupukan terutama bila tidak turun hujan. Selain itu pupuk dapat diberikan dengan cara diencerkan terlebih dahulu. Misalnya saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam dipupuk dengan dosis 50 gram/tanaman. Caranya larutkan 500 gram NPK dalam 10 liter air, kemudian siramkan di sekitar perakaran tanaman. Siram setiap tanaman dengan satu liter larutan NPK. Apabila ingin menggunakan campuran pupuk tunggal, dapat diberikan dengan dosis seperti yang terdapat pada tabel 2.
Pupuk kandang dan dolomit diberikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis pupuk kandang yang diberikan ± 5 kg/tanaman, sedangkan dolomit diberikan ± 0,3 kg/tanaman.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama utama pada tanaman pepaya yaitu kutu putih, thrips, aphid dan tungau. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan  insektisida berbahan aktif imidakloprit, abamektin dan profenofos dosis 2 cc per liter air atau sesuai dosis anjuran. Pengendalian hama tungau lakukan penyemprotan dengan  akarisida  berbahan aktif dicofol, propargit yang diberikan berselang seling  antar bahan aktif  sesuai anjuran.
Penyakit yang sering menyerang tanaman pepaya yaitu, antraknose, busuk akar akibat Phytopthora atau Fusarium. Gejala serangan antraknose ditandai dengan cekungan bulat dan membusuk pada kulit buah,  kendalikan dengan fungisida berbahan aktif propineb  Penyakit busuk akar ditandai dengan daun tua meguning kendalikan dengan fungisida Mankozeb atau metalaxyl.
Gambar: a. Serangan kutu putih, b. Gejala serangan thrip, c. Seleksi buah cacat
e. Seleksi Buah
Seleksi buah lakukan saat buah sempurna berumur 2 minggu setelah bunga mekar. Buang buah yang cacat  secara fisik (lancip, bulat atau rusak) agar tidak mengganggu pertumbuhan buah sempurna lainnya.
5. Panen
Buah pepaya dapat dipanen pada umur 8 bulan setelah tanam. Buah untuk pasar lokal dipetik pada tingkat kemasakan mengkal  dtandai dengan 5-10 % warna kulit buah kuning (indek warna 2), sedangkan untuk pasar jarak jauh buah dipetik  dengan ditandai perubahan warna kulit buah kuning < 5% (indek warna 1). Panen buah dapat dilakukan seminggu sekali.
Gambar: a. Indek warna 1, b. Indek warna 2, c. Indek warna 3, d. Indek warna 4


Sumber : http://balitbu.litbang.pertanian.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar