Pages

Jumat, 09 September 2016

GRATIS..!!! BAJU KAOS SETIAP PEMBELIAN 5 BOTOL ADENGO 315 SC 100 ml via @bukalapak https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/berkebun/pupuk-nutrisi-tanaman/2hdny7-jual-gratis-baju-kaos-setiap-pembelian-5-botol-adengo-315-sc-100-ml?utm_source=apps

Senin, 11 Juli 2016

Budidaya Cabe Kopay


SERAI WANGI, TANAMAN PENGHASIL ATSIRI YANG POTENSIAL

SERAI WANGI, TANAMAN PENGHASIL ATSIRI YANG POTENSIAL


Minyak atsiri merupakan minyak terbang (volatile), hasil metabolit sekunder dalam tumbuhan. Dapat ditemukan di akar, kulit batang, daun, bunga dan bji. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang terbesar di dunia terdapat 40 jenis minyak atsiri yang sudah dikenal, 20 diantaranya adalah minyak potensial yang telah berkembang di pasar serta bernilai ekonomi tinggi. Sementara, masih terdapat sumber-sumber minyak atsiri baru yang terus digali agar beprospek bagi pengguna. Hai ini didukung juga  oleh adanya ketersediaan lahan di Indonesia. Salah satu contoh minyak atsiri sangat menjajikan yaitu sereh wangi
Serai wangi (Cymbopogon nardus. L) merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak serai wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Minyak serai wangi Indonesia dipasaran dunia terkenal dengan nama “Citronella Oil of Java”. Volume ekspor minyak serai wangi beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, Pada tahun 2002 mencapai 142 ton dengan nilai 1.066.000 US $ dan pada tahun 2004 sebesar 114 ton dengan nilai ekspor sebesar 700.000 US $ (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).
Peranan komoditas ini sangat  besar sebagai sumber devisa dan pendapatan petani serta penyerapan tenaga kerja. Produksi minyak serai wangi di Indonesia dihasilkan dari Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung dengan total luas areal seluruh Indonesia pada tahun 2004 mencapai 3492 hektar. (Direktorat Jenderal Perkebunan,2006).
Minyak serai wangi diperoleh dari tanaman serai wangi yang mengandung senyawa sitronellal sekitar 32 - 45%, geraniol 10 - 12%, sitronellol 11 - 15%, geranil asetat 3 - 8%, sitronellal asetat 2 - 4% dan sedikit me-ngandung seskuiterpen serta senyawa lainnya (Masada, 1976).
Sereh wangi adalah salah satu komoditi atsiri yang sangat prospektif. Permintaan minyak sereh wangi cukup tinggi dan harganya stabil serta cenderung meningkat. Uniknya pembudidayaanya tidak terlalu rumit serta tanaman ini dapat hidup dilahan-lahan marginal bahkan lahan bekas tambang.
Sebelum Perang dunia kedua, Indonesia merupakan negara pengekspor utama minyak serai wangi. Namun saat ini negara produsen utama adalah RRC. Hal ini disebabkan karena produksi minyak serai wangi Indonesia selalu menurun dan mutunya kalah dibanding China dan Taiwan. Pada hal permintaan cukup besar, karena kebutuhan pasar selalu meningkat 3 - 5% per tahun. Negara pengimpor minyak serai wangi Indonesia yaitu Singapura, Jepang, Australia, Meksiko, India, Taiwan, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman dan Spanyol (Dep. Perdagangan, 2002). Konsumsi minyak serai wangi dunia mencapai 2.000 – 2.500 ton dan baru terpenuhi 50 - 60% saja. China sebagai negara produsen utama hanya mampu memasok 600 - 800 ton per tahun. Sedangkan Indonesia baru dapat memenuhi 200 - 250 ton dari pemintaan minyak serai wangi per tahun (Paimin dan Yunianti, 2002).
DESKRIPSI  UMUM TANAMAN SEREH
Tanaman sereh atau sering juga disebut sereh wangi, sereh dapur; merupakan  keluarga Gramineae. Nama botani untuk sereh adalah Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. Tanaman sereh yang banyak dijumpai di Indonesia adalah dari species yang dikenal sebagai West Indian Lemongrass. Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. diperkirakan merupakan tanaman asli di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia, juga di India bagian selatan, Srilangka, dan Malaysia. Cymbopogon citratus adalah tanaman menahun dengan tinggi antara 50 – 100 cm. Memiliki daun tunggal berjumbai yang dapat mencapai panjang daun hingga 1 m dan lebar antara 1,5 - 2 cm. Tulang daun sejajar dengan tekstur permukaan daun bagian bawah yang agak kasar. Batang tidak berkayu dan berwarna putih keunguan. Memiliki perakaran serabut. Tanaman ini tumbuh berumpun. Sereh termasuk jenis tanaman perenial yang tumbuh dengan cepat (fast growing). Tinggi tanaman dewasa dapat mencapai sekitar 1 meter. Tanaman tropis ini dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 10 hingga 33 0C dengan sinar matahari yang cukup. Pertumbuhan tanaman yang baik dapat dipereoleh pada daerah dengan curah hujan berkisar antara 700 – 3000 mm dengan hari hujan tersebar cukup merata sepanjang tahun. Tanaman sereh dari species Cymbopogon citratus dapat tumbuh dengan optimal hingga ketinggian 1000 meter dpl. Penanaman pada tanah dengan pH antara 5 – 7 dan memiliki drainase yang baik merupakan kondisi yang cukup ideal bagi sereh.
BUDIDAYA SEREH WANGI
Tanaman sereh wangi merupakan salah satu tanaman penghasil atsiri yang cukup penting di Indonesia. Teknik budidaya merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan usaha tani, disamping faktor lingkungan juga ikut menentukan kelanjutan usaha budidayanya.
Syarat Tumbuh
Pertumbuhan tanaman serai wangi  dipengaruhi oleh kesuburan tanah, iklim dan tinggi tempat diatas permukaan laut, dan tumbuh di berbagai tipe tanah baik didataran rendah maupun daratan tinggi sampai dengan ketinggian 1.200 m dpl, dengan ketinggian tempat optimum 250 m dpl. Untuk pertumbuhan daun yang baik diperlukan iklim yang lembab, sehingga pada musim kemarau pertumbuhannya menjadi agak lambat. Tanaman pelindung berpengaruh kurang baik terhadap produksi daun dan kadar minyaknya. Secara umum serai wangi tumbuh baik pada  tanah gembur sampai liat dengan pH 5,5 – 7,0. Dengan curah hujan rata-rata 1.000 – 1.500 mm/tahun dengan bulan kering 4 - 6 bulan,  produksi daun menjadi turun tetapi rendemen dan mutu minyak meningkat (Zainal et al., 2004).
Persiapan lahan
Bila lokasi lahannya berupa semak belukar cukup dibabat, dibakar dan langsung dibajak. Setelah pembukaan lahan dilakukan pengajiran lubang tanam. Jarak tanam ditanah yang subur 100 x 100 cm, sedangkan di tanah yang kurang subur 75 x 75 cm. Ukuran lubang tanaman adalah 30 x 30 x 30 cm. Penanaman serai wangi dapat juga dilakukan dengan sisitem parit, ukuran lebar dan dalam parit sama seperti sistem lubang. Pada lahan yang topografinya lereng, sebaiknya barisan lubang atau parit tanam searah kountour.  Penanaman serai wangi pada kemiringan lahan 25 - 30ยบ dengan curah hujan 3.500 mm/th, sebaiknya menggunakan terasering dan pertanaman secara pagar.
Penanaman
Seminggu setelah penyemprotan herbisida penanaman sudah dapat dilakukan.  Penanaman sebaiknya dilakukan di awal atau diakhir musim hujan ini menghindari penyiraman. Bibit yang ditanam pada musim hujan akan tumbuh dengan cepat. Bibit serai wangi ditanam 1 atau 2 batang per lubang tanam.  Bila ukuran batang bibit yang akan ditanam cukup besar, cukup ditanam 1 batang per lubang, tetapi bila kecil-kecil ditanam 2 batang per lubang. Penanaman dilakukan sampai sedikit diatas pangkal batang, lalu tanah disekitar bibit dipadatkan.
Penyiangan dan Penyulaman
Penyiangan  pertama dilakukan 1 bulan setelah tanam selanjutnya tiga bulan sekali  atau 4 kali dalam setahun  tergantung  pertumbuhan gulma. Sedangkan penyulaman dilakukan bila ada bibit yang belum tumbuh atau mati dalam kurun waktu satu bulan Setelah tanam. Penyulaman ini sangat penting untuk mempertahankan jumlah populasi dan produksi. Bibit yang digunakan untuk penyulaman dapat berasal dari anakan yang sudah ditanam dan hidup disampingnya atau dari rumpun induk yang sejenis.
Pemupukan
Untuk menjaga kesuburan tanah dan kestabilan produksi, tanaman serai wangi perlu dipupuk. Pupuk berpengaruh pada produksi daun dan banyaknya minyak atsiri yang dihasilkan per hektar (Rusli et al., 1990). Umur satu bulan setelah tanam, beri pupuk Urea sebanyak 25 gram atau satu sendok makan per rumpun. Pupuk diberikan dengan cara melingkari rumpun sejarak 25 cm atau satu jeng-kal. Pemupukan dilakukan bersamaan dengan pengemburan. Dosis pupuk yang dipakai tergantung dari kondisi tanah baik sifat fisik maupun kesuburannya. pupuk NPK (37 ; 65 ; 65) dengan dosis 150 - 200 kg/ha, 50 kg KCl/ha (Risfaheri, 1990). Pupuk kandang 2 kg per rumpun yang di berikan 6 bulan sekali.

Panen
Panen pertama dilakukan pada saat tanaman serai wangi sudah berumur 5 - 6 bulan setelah tanam dengan cara memotong daun serai wangi pada 5 cm diatas ligula (batas pelepah dengan helaian daun) dari daun paling bawah yang belum mati atau kering. Panen selanjutnya dapat dilakukan setiap 3 bulan pada musim hujan dan setiap 4 bulan pada musim kemarau.  Produksi serai wangi sejak dari panen 1 sampai ke 3 meningkat, tetapi panen berikutnya sampai panen ke 7 produksi turun hampir 50%. Terjadinya penurunan produksi daun segar dan minyak setelah tahun ketiga adalah karena dengan meningkatnya umur rumpun tumbuhnya makin ke atas, sehingga akar baru yang tumbuh tidak dapat mencapai tanah yang menyediakan hara. Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi daunnya diperlukan tindakan budidaya terutama pembum-bunan sekitar rumpun (Mansur, 1990). Untuk tanah yang subur dan tanaman terpelihara dengan baik, hasil daun segar berkisar 50 – 70 ton/ha/th. Sedangkan untuk tanaman yang tidak terpelihara dengan baik, Produksinya hanya antara 15 - 20 ton daun segar/ha/ th. (Rusli at al., 1990).
Pasca panen
Jumlah dan mutu serai wangi yang dihasilkan selain ditentukan oleh jenis tanaman kondisi iklim dan tanah, serta mutu daun waktu panen, juga ditentukan oleh cara penanganan daun setelah panen dan penyulingan. Penanganan daun sebelum disuling yang kurang tepat dapat menurunkan produksi dan mutu minyak. Daun serai wangi yang akan disuling tidak perlu dipotong-potong pendek. Tetapi sebaiknya daun serai wangi tersebut dijemur selama 3 - 4 jam atau disimpan di tempat teduh 3 - 4 hari. Sebetulnya mutu minyak yang terbaik diperoleh dari penyulingan daun segar. Penjemuran dan pelayuan daun serai wangi sebelum disuling pada batas tertentu tidak berpengaruh terhadap rendemen minyak. Malahan penjemuran dan pelayuan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar sitronellal dan total geraniol dalam minyak. Tetapi dengan penjemuran atau pelayuan jumlah bahan yang dapat disuling setiap kali penyulingan bertambah besar, sehingga penyulingan bahan dalam keadaan kering lebih efiisien. Lama penyulingan untuk ketel penyuling kapasitas 1 ton daun adalah 5 jam dengan kecepatan penyulingan 120 kg uap/jam.  Rendemen minyak yang dihasilkan sekitar 0,7 – 0,9%. Sebaiknya ketel penyulingan diberi isolasi untulk mencegah kehilangan panas.

 http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/712-serai-wangi-tanaman-penghasil-atsiri-yang-potensial

Sabtu, 23 April 2016

PEREMAJAAN TANAMAN PEPAYA

PEREMAJAAN TANAMAN PEPAYA DENGAN PEMANGKASAN BATANG
Oleh : Tri Budiyanti, Sunyoto, Noflindawati dan Dewi Fatria


Tanaman pepaya merupakan herba menahun dan tingginya mencapai 8 m. Batang tak berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun. Pepaya mempunyai ukuran genom yang kecil dan terdiri dari 9 pasang kromosom. Hal ini kemungkinan menyebabkan pertumbuhan batang peralihan antara herba dan berkayu (Ming et al. 2008)
Produksi tanaman pepaya yang berumur lebih dari  3 tahun sudah mulai menurun dan tajuk tanaman sangat tinggi sehingga kesulitan pada saat panen buahnya. Peremajaan  tanaman dapat dilakukan dengan menanam bibit yang baru, selain itu dapat juga melalui pemangkasan batang dan diikuti  perawatan tunas anakan yang baru tumbuh. Pada beberapa waktu yang lalu pernah kami muat tentang tanaman pepaya hasil rejuvinasi (kilk sini), kali ini akan disajikan bagaimana teknik peremajaan pepaya.

Beberapa jenis pepaya mempunyai jumlah buah dan produksi  yang berbeda-beda. Berdasarkan data diskripsi varietas pepaya Callina mempunyai jumlah buah per empat bulan sebanyak 48-52 buah dan produksi 69,1 – 78,9 ton/ha/empat bulan. Pepaya Carisya dengan ukuran buah kecil  mempunyai jumlah buah per empat bulan sebanyak 48-52 buah/pohon/empat bulan dan produksi 28-40ton/ha/empat bulan. Pepaya Merah Delima dengan ukuran buah sedang mempunyai jumlah buah per empat bulan sebanyak 60-80 buah dan produksi 86 – 100 ton/ha per empat bulan. Namun produksi tersebut akan menurun sangat tajam saat tanaman berumur lebih dari dua tahun.
Pertumbuhan tinggi batang pepaya sangat cepat sehingga pada umur 2 tahun mempunyai tinggi 2-3 meter.Tanaman yang terlalu tinggi menyebabkan kesulitan saat panen buah. Oleh karena itu biasanya setelah berumur 2 tahun tanaman pepaya  ditebang dan ditanam ulang. Peluang rejuvinasi dengan pemangkasan batang yang sudah tua dapat dilakukan pada tanaman pepaya yang produksinya sudah rendah. Batang pepaya yang dipangkas akan menghasilkan  tunas-tunas baru dan dapat berbuah kembali. Peremajaan pepaya dengan cara ini di Quensland Utara disebut dengan ratooning.Tujuan ratooning pepaya untuk mengatasi serangan busuk akar, mengantisipasi siklon angin kencang dan mempercepat waktu produksi (Blair 2003). Penelitian Budiyanti et al 2014, menunjukkan peremajaan tanaman pepaya dengan pemangkasan batang diikuti dengan pemeliharaan dua cabang yang baru tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas buah beberapa genotipe  pepaya. Jumlah buah per pohon dari jenis pepaya yang mempunyai ukuran buah kecil tidak berbeda nyata antara sebelum pemangkasan dan sesudah pemangkasan. Tetapi pada jenis pepaya berukuran buah besar, jumlah buah setelah pemangkasan lebih sedikit dibanding sebelum pemangkasan. Tingkat kemanisan (PTT) buah dari tujuh genotipe pepaya yang diuji hampir sama yaitu antara 12-13o brix dimana tidak terdapat perbedaan antara sebelum pemangkasan dan sesudah pemangkasan.
TEKNIK PELAKSANAAN:
  1. Dipilih tanaman pepaya yang sudah berumur lebih dari dua tahun dan tidak produktif
  2. Pangkas batang pepaya setinggi 0,5 meter dari permukaan tanah.
  3. Olesi bagian yang dipangkas dengan fungisida dan ditutup bagian atas batangnya dengan plastik
  4. Setelah 1-2 bulan akan tumbuh beberapa tunas pada batang tersebut.
  5. Tunas yang tumbuh tersebut dipelihara 2 tunas, sedang tunas lainnya dibuang. Pilih cabang/tunas yang letaknya saling berhadapan dan pertumbuhannya terbaik.
  6. Perawatan tanaman dilakukan dengan pemupukan, penyiraman yang intensif pada awal pertumbuhan serta pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika diperlukan.
  7. Setelah berumur 3-4 bulan setelah pemangkasan, tanaman akan berbunga dan umur 8-9 bulan setelah pemangkasan sudah panen buah pertama

Pilih pohon yang berumur lebih dari 2 tahun


Pangkas batang dan disisakan setinggi ± 0,5 m kemudian diolesi dengan fungisida (kiri)
dan ujung batang ditutup plastik (kanan)


Umur 2 bulan dipilih tunas yang tumbuh berhadapan dan vigor (kiri) Umur 3 bulan sudah berbuah (kanan)


Umur 1 tahun setelah pemangkasan batang


Tanaman hasil peremajaani siap dipanen

 SUMBER : http://balitbu.litbang.pertanian.go.id

PEMANFAATAN BATANG PEPAYA

POTENSI PEMANFAATAN BATANG PEPAYA SEBAGAI SUMBER PANGAN BARU MENUNJANG BIO INDUSTRI PERTANIAN
 Oleh Nofiarli, STP
Pepaya merupakan salah satu tanaman buah yang sering dijumpai di area  pekarangan masyarakat. Pepaya juga termasuk salah satu komoditas ekspor Indonesia, dimana permintaan akan buah pepaya sering tidak dapat terpenuhi oleh petani. Menurut Direktorat Jendral Hortikultura (2014) luas areal penanaman pepaya nasional adalah 10,217 Ha dengan total produksi 840,112 ton.
Pepaya digolongkan pada tanaman yang berbuah disepanjang musim. Tiap pohon dapat menghasilkan 30 buah, bahkan sampai 150 buah. Setelah panen pertama, pohon pepaya akan terus menerus berbuah sampai umur 4 tahun. Setelah 4 tahun produksi buah akan menurun sehingga kebun harus diremajakan. Peremajaan dilakukan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak produktif lagi dan menggantinya dengan tanaman baru. Sisa pohon pepaya hasil peremajaan kebun hanya dibiarkan menumpuk dan membusuk begitu saja di area kebun tanpa ada perlakuan khusus dan terurai dengan sendirinya. Apabila luasan areal pertanaman pepaya meningkat, maka jumlah pohon hasil peremajaan akan meningkat dan dapat menimbulkan masalah baru berupa limbah pohon pepaya. Limbah dalan jumlah besar akan menimbulkan bau dan memancing berbagai penyakit.
Potensi pengembangan batang pepaya sebagai salah satu sumber pangan baru sangat besar. Namun sampai sekarang belum ada inovasi teknologi yang telah dikembangkan untuk pengolahan batang pepaya. Pada kearifan lokal masyarakat Mandailing Natal Sumatera barat, batang pepaya diolah sebagai bahan baku pembuat urap, sedangkan pada daerah Jawa Timur pohon pepaya di olah sabagai bahan baku pembuat dodol. Oleh karena itu, batang pepaya berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku industri pangan mendukung program biopertanian dan zero waste.
Penggunaan batang pepaya sebagai bahan baku pembuatan makanan ringan belum banyak dilakukan, hal ini disebabkan kurangnya informasi tentang manfaat dan kandungan  yang terkandung di dalamnya. Menurut Yon (1994), batang pepaya mengandung banyak air, berongga, bertekstur lembut dan bergabus. Batang pepaya umumnya tumbuh tegak dan tidak bercabang, kecuali jika ada pelukaan di bagian atasnya. Bentuk batang bagian luar yang mirip dengan bentuk batang tanaman berkayu pada umumnya menyebabkan orang enggan untuk memanfaatkan batang pepaya sebagai bahan baku makanan ringan. Setelah dilakukan pengujian laboratorium terhadap batang pepaya didapatkan data kandungan batang pepaya sesuai dengan data pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Batang Pepaya
 
 Kandungan
Jumlah
Karbohidrat (pati)
5.24 %
Kadar serat
2.74%
Protein
0.32%
Kadar air
82.3%
Kadar abu
1.03%

Gambar 1. Limbah batang pepaya
Salah satu potensi pengembangan batang pepaya adalah sebagai bahan baku pembuatan industri makanan. Dari hasil penelitian di Balitbu Tropika, batang pepaya dapat dikembangan sebagai bahan baku sumber pangan baru menunjang bio pertanian. Di Balitbu Tropika batang pepaya dijadikan bahan baku pembuat kripik, manisan basah dan manisan kering. Bahan baku yang digunakan adalah pohon pepaya yang sudah berumur diatas 4 tahun hasil peremajaan kebun. Teknologi pembuatan manisan kering, manisan basah dan keripik dari batang pepaya merupakan teknologi sederhana yang mudah diaplikasikan oleh masyarakat. Namun demikian teknologi ini masih baru dan sampai saat ini belum ada paten ataupun publikasi ilmiah.
Keripik, manisan basah dan manisan kering batang pepayamemilikirasayang enak dan disukai oleh panelis. Uji preferensi telah dilakuan terhadap beberapa orang panelis dengan hasil sangat suka.
Seiring dengan bertambahnya kesadaran masyarakat tentang diversifikasi pangan dan gizi, serta telah dilakukan analisa kandungan pada batang pepaya, maka diharapkan pemanfaatan batang pepaya sebagai salah satu bahan baku pembuatan makanan dapat diterima dan dikembangkan.
Keuntungan utama penggunaan batang pepaya sebagai sumber pangan baru adalah (1) bahan baku mudah didapat dan harganya sangat murah(limbah), (2) Dapat mengatasi masalah limbah lingkungan pada saat peremajaan kebun pepaya, (3) Kaya akan gizi (karbohidrat, serat, protein), (4) Dapat meningkatkan pendapatan petani (analisa ekonomi), (5) Mengurangi angka kemiskinan dengan penyediaan lapangan kerja baru melalui industri kecil skala rumah tangga.
Batang pepaya diambil sepanjang 30 cm dari pangkal batang, kemudian kulit batang dikupas setebal ± 1 cm sampai ditemukan bagian dalam batang yang berwarna putih. Batang bagian dalam ini dicuci, lalu diiris tipis dan direbus selama 30 menit. Setelah direbus, irisan batang pepaya ditiriskan, dan direndam dengan air kapur sirih selama 2 jam kemudian ditiriskan. Irisan batang pepaya kemudian digoreng dengan minyak panas lalu dioven dengan suhu 60oC.
Diagram alur pembuatan keripik batang pepaya:
Gambar 2. Keripik pangkal pohon pepaya
Batang pepaya yang telah dikupas kulitnya di potong berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi 2 cm dan ketebalan pemotongan 0,5 cm. Perebusan dilakukan dengan air selama 2 jam. Untuk pengeringan manisan dilakukan selama 24 jam dengan suhu 60oC sampai diperoleh kadar air manisan dibawah 10%. Hal ini untuk mencegah proses fermentasi dan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan kerusakan bahan akibat kadar air yang tinggi. Manisan di packing dalam plastik kedap udara yang dikemas dalam kotak.
Diagram alir pembuatan manisan batang pepaya:
Gambar 3. Manisan kering pangkal pohon pepaya

SUMBER : http://balitbu.litbang.pertanian.go.id

Kamis, 21 April 2016

BUDIDAYA PEPAYA MERAH DELIMA

BUDIDAYA PEPAYA MERAH DELIMA
Oleh: Tri Budiyanti
Pepaya (Carica papaya L.) berasal dari Amerika Selatan dan berkembang luas di Indonesia. Tanaman pepaya dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi sampai 700 m di atas permukaan laut. Tanaman pepaya dapat tumbuh dan berproduksi tinggi pada tanah yang kaya bahan organik, drainase dan aerasinya baik, serta mempunyai pH 6,5 – 7, curah hujan antara 1.500-2.000 mm per tahun, suhu berkisar antara 22-30o C.
Tanaman pepaya yang mendapat sinar matahari dalam jumlah banyak akan lebih cepat berbunga dan berbuah, buah lebih cepat masak dan lebih manis. Tanaman pepaya memiliki 3 jenis bunga yaitu: bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna/hermaprodit. Tanaman berbunga sempurna mempunyai buah yang lebih disukai konsumen karena daging buah lebih tebal dan bentuk buah lebih bagus.
1. Persiapan benih
Benih pepaya berasal dari biji Biji dikecambahkan dengan cara direndam semalam kemudian disimpan di dalam wadah tertutup yang dilapisi tissue/kain basah, dengan suhu diatas 30oC. Biji akan berkecambah setelah 6-12 hari, kemudian disemai dalam media  polibag. Selain itu dapat juga dengan cara menyemai biji yang sudah direndam air tersebut di media pasir. Setelah tumbuh setinggi3-5 cm bibit dipindah di media polibag. Media semai biji pepaya yaitu tanah, pupuk kandang dan Thricoderma. Benih pepaya ditanam  ke lapang setelah berumur 30-40 hari dengan ciri mempunyai daun berjumlah 5-8 helai.
Gambar: a. Kecambah benih siap disemai, b. Benih siap tanam, c. Penanaman benih dilapang
2. Persiapan lahan
  • Lahan dibersihkan dari gulma secara mekanik atau kimia. Selanjutnya lahan diolah tanahnya agar menjadi gembur.
  • Bedengan  dibuat dengan panjang 6 meter, lebar 1- 1,5 m, tinggi  20 cm. Antar bedengan dipisahkan dengan parit berukuran lebar 50 cm dan dalam  30 cm.
  • Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 50 cm dan jarak tanam 2 x2 m.
Gambar: a. Jarak tanam pepaya, b. Ukuran lubang tanam
  • Lubang tanam diisi dengan campuran pupuk kandang dan dolomit, masing-masing ± 8 kg/lubang dan 350 g/lubang, kemudian dibiarkan selama 1 - 2 minggu. Tambahkan  pupuk dasar TSP dengan dosis  50-80 g/lubang dan insektisida Furadan sebanyak 0,5-1 g/lubang, 2-3 hari sebelum tanam.
3. Penanaman
Benih yang sudah siap ditanam masukkan dalam lubang tanam, dengan cara melepas polybag dilepas perlahan-lahan agar media tanam tidak pecah kemudian letakkan di lubang tanam  dan timbun dengan tanah top soil. Satu lubang tanam sebaiknya ditanam dengan 2 (dua) benih agar dapat diseleksi tanaman yang berbunga sempurna.
4. Pemeliharaan tanaman
a. Seleksi Bunga Sempurna
Saat tanaman sudah mulai berbunga (± umur 2 bulan setelah tanam) pilih yang berbunga sempurna. Ciri bunga sempurna yaitu di dalam satu bunga terdapat serbuk sari dan putik. Tanaman yang berjenis kelamin lainnya dipotong pada pangkal batang agar tidak tumbuh.
Gambar: Bunga jantan, b. Bunga betina, c. bunga sempurna kuncup, d. Bunga sempurna mekar
b. Pemberian Mulsa
Mulsa atau penutup tanah berupa serasah, jerami kering dan lainnya, diberikan dibawah tajuk tanaman dengan ketebalan 15 – 20 cm saat awal tanam. Selain untuk menjaga kelembaban tanah, mulsa juga berfungsi untuk mencegah pertumbuhan gulma, mengatur suhu permukaan tanah menekan populasi hama dan menambah kesuburan tanah.
c. Pemupukan
Gunakan pupuk NPK 16 – 16 – 16 atau campuran pupuk tunggal. Dosis pupuk NPK 16 – 16 – 16  dapat dilihat pada tabel 1.

Pupuk diletakan pada lubang yang dibuat di sekeliling tanaman dan ditutup tanah. Penyiraman harus dilakukan setelah  pemupukan terutama bila tidak turun hujan. Selain itu pupuk dapat diberikan dengan cara diencerkan terlebih dahulu. Misalnya saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam dipupuk dengan dosis 50 gram/tanaman. Caranya larutkan 500 gram NPK dalam 10 liter air, kemudian siramkan di sekitar perakaran tanaman. Siram setiap tanaman dengan satu liter larutan NPK. Apabila ingin menggunakan campuran pupuk tunggal, dapat diberikan dengan dosis seperti yang terdapat pada tabel 2.
Pupuk kandang dan dolomit diberikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis pupuk kandang yang diberikan ± 5 kg/tanaman, sedangkan dolomit diberikan ± 0,3 kg/tanaman.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama utama pada tanaman pepaya yaitu kutu putih, thrips, aphid dan tungau. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan  insektisida berbahan aktif imidakloprit, abamektin dan profenofos dosis 2 cc per liter air atau sesuai dosis anjuran. Pengendalian hama tungau lakukan penyemprotan dengan  akarisida  berbahan aktif dicofol, propargit yang diberikan berselang seling  antar bahan aktif  sesuai anjuran.
Penyakit yang sering menyerang tanaman pepaya yaitu, antraknose, busuk akar akibat Phytopthora atau Fusarium. Gejala serangan antraknose ditandai dengan cekungan bulat dan membusuk pada kulit buah,  kendalikan dengan fungisida berbahan aktif propineb  Penyakit busuk akar ditandai dengan daun tua meguning kendalikan dengan fungisida Mankozeb atau metalaxyl.
Gambar: a. Serangan kutu putih, b. Gejala serangan thrip, c. Seleksi buah cacat
e. Seleksi Buah
Seleksi buah lakukan saat buah sempurna berumur 2 minggu setelah bunga mekar. Buang buah yang cacat  secara fisik (lancip, bulat atau rusak) agar tidak mengganggu pertumbuhan buah sempurna lainnya.
5. Panen
Buah pepaya dapat dipanen pada umur 8 bulan setelah tanam. Buah untuk pasar lokal dipetik pada tingkat kemasakan mengkal  dtandai dengan 5-10 % warna kulit buah kuning (indek warna 2), sedangkan untuk pasar jarak jauh buah dipetik  dengan ditandai perubahan warna kulit buah kuning < 5% (indek warna 1). Panen buah dapat dilakukan seminggu sekali.
Gambar: a. Indek warna 1, b. Indek warna 2, c. Indek warna 3, d. Indek warna 4


Sumber : http://balitbu.litbang.pertanian.go.id

Rabu, 20 April 2016

YARAvita

YARAvita TRI-PHOLATE


Deskripsi
Kemasan 2,5gr, utk -+15 Liter air
Kandungan unsur hara (g/kg) :
Mn 70, Zn 50, Fe 25, B 20, Cu 20, Mo 1
Adalah pupuk mikro dalam bentuk powder yang berkualitas tinggi, sangat mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman.
Cara menggunakan pupuk ini adalah dengan menyemprotkan ke daun tanaman untuk mengatasi kekurangan unsur hara Mn, Zn, Fe, B, Cu, dan Mo sebagai faktor pembatas pada tanaman dalam meningkatkan hasil & kualitas produksi tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman perkebunan & tanaman pangan.
Aman diaplikasikan bersamaan dengan Insektisida, Fungisida dan pupuk daun lainnya.
Harga : Rp.5000,-/Sachet
Pemesanan:
WhatsApp : 081993387750
SMS/TLP :  081378712348

Kamis, 14 April 2016

Pepaya Merah Delima

 PEPAYA MERAH DELIMA








Warna daging buahnya merah oranye, daging buah tebal (> 3 cm), rasa sangat manis ( TSS :11-14 Brix), produktivitas di atas 70 t / ha ukuran buah sedang dengan bobot rata-rata 1,2 kg/buah. Itulah gambaran dari buah pepaya MERAH DELIMA, yang merupakan varietas unggul Baru (VUB) dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Tanaman pepaya dapat ditanam di semua daerah di Indonesia dan tumbuh subur menyebar dari dataran rendah sampai tinggi, yaitu sampai 1000 m dpl.

DESKRIPSI PEPAYA MERAH DELIMA

Panjang : 21-30 cm, Lingkar Buah : 3040 cm,
Bobot buah : 0,8-1,9 kg,
Kekerasan daging : 0,35-0,80 (kg/cm2),
Kekerasan kulit : 0,68-0,88 (kg/cm2),
Bentuk buah : Silindris,
Warna daging buah Orange kemerahan,
TSS : 11-14,50 Brix
Persentase yang dapat dimakan : 70-86%,
Tebal daging : 2,5- 4,5(cm).
Bentuk rongga buah : bintang bersudut lima
Tekstur daging buah masak : Kenyal
Vitamin C : 43,40- 98,25 mg/100g
Umur berbuah 2-3 bulan setelah tanam
Umur panen buah pertama 7-8 bulan setelah tanam
Tinggi buah pertama 45-60 cm
Produksi : 70-90 (ton/ha/empat bulan)
Jarak tanam 2,5x2,5 m
Jumlah populasi / ha : 1200 tanaman
Agak tahan hama Trips dan Apid


Pemesanan via WA/SMS/Telp : 081993387750/081378712348 

Senin, 11 April 2016

Cabe Keriting Andalas

CABE ANDALAS
◎Cocok untuk dataran rendah sampai tinggi
◎Cocok ditanam disegala musim
◎Warna buah merah menyala
◎Bentuk dan ukuran sangat menarik
Keriting  dan lurus
◎Panjang buah 15 cm dan diameter 0,7 cm
◎Bobot 2-3 gr/buah
◎Daya simpan lebih tahan lama
◎Produksi 1,2 kg/tanaman
◎Panen umur 100-110 HSS
◎Potensi hasil 18 - 20 ton/Ha
◎Kebutuhan benih 200-250 gr/Ha
◎ Tekomendasi Dataran Rendah-Tinggi
Harga : Rp.50.000/Pack

Pemesanan via WA/SMS/Telp : 081993387750/081378712348

Sabtu, 09 April 2016

Cabe Keriting Hibrida TENGGO

CABE TENGGO
◎Cocok untuk dataran rendah sampai tinggi
◎Cocok ditanam disegala musim
◎Warna buah merah menyala
◎Bentuk dan ukuran sangat menarik
Keriting  dan lurus
◎Panjang buah 15 cm dan diameter 0,7 cm
◎Bobot 2-3 gr/buah
◎Daya simpan lebih tahan lama
◎Produksi 1,2 kg/tanaman
◎Panen umur 100-110 HSS
◎Potensi hasil 18 - 20 ton/Ha
◎Kebutuhan benih 200-250 gr/Ha
◎ Tekomendasi Dataran Rendah-Tinggi

Harga : Rp.75.000/Pack

Pemesanan via WA/SMS/Telp : 081993387750/081378712348

Jumat, 08 April 2016

Cabe Keriting Hibrida KIYO F1


KIYO F1
Cocok untuk dataran rendah sampai tinggi
Cocok ditanam disegala musim
Warna buah merah menyala
Bentuk dan ukuran sangat menarik
KEriting  dan lurus
Panjang buah 15 cm dan diameter 0,7 cm
Bobot 2-3 gr/buah
Daya simpan lebih tahan lama
Produksi 1,2 kg/tanaman
Panen umur 100-120 HSS
Potensi hasil 18 - 20 ton/Ha
Kebutuhan benih 200-250 gr/Ha

Harga : Rp.165.000/Pack

Pemesanan via WA/SMS/Telp : 081993387750/081378712348

Cabe Merah Keriting Varietas Labek

CABE LABEK
Benih Cabe LABEK adalah bibit cabe keriting Produk PANDAWA LIMA SEED yang cocok di dataran rendah sampai dataran tinggi. Buah keriting ramping yang mempunyai ukuran panjang 17 Cm dengan diameter 1 Cm, tanaman tahan terhadap layu bakteri dan toleran terhadap Antraknose. Buah merah tua saat muda dan akan menjadi merah saat tua, serta buah keras dan lentur sehinnga tahan pengangkutan dan tidak mudah patah. Potensi 1.5 Kg / Batang . Kebutuhan benih 120 Gram / Ha dan tersedia dalam kemasan 10 Gram / Sachet.
Harga : Rp.45.000/Pack
Pemesanan via WA/SMS/Telp : 081993387750/081378712348