BUDIDAYA PEPAYA MERAH DELIMA
Oleh: Tri Budiyanti
Pepaya (Carica papaya L.)
berasal dari Amerika Selatan dan berkembang luas di Indonesia. Tanaman
pepaya dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi
sampai 700 m di atas permukaan laut. Tanaman pepaya dapat tumbuh dan
berproduksi tinggi pada tanah yang kaya bahan organik, drainase dan
aerasinya baik, serta mempunyai pH 6,5 – 7, curah hujan antara
1.500-2.000 mm per tahun, suhu berkisar antara 22-30o C.
Tanaman pepaya yang mendapat sinar
matahari dalam jumlah banyak akan lebih cepat berbunga dan berbuah, buah
lebih cepat masak dan lebih manis. Tanaman pepaya memiliki 3 jenis
bunga yaitu: bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna/hermaprodit.
Tanaman berbunga sempurna mempunyai buah yang lebih disukai konsumen
karena daging buah lebih tebal dan bentuk buah lebih bagus.
1. Persiapan benih
Benih
pepaya berasal dari biji Biji dikecambahkan dengan cara direndam
semalam kemudian disimpan di dalam wadah tertutup yang dilapisi
tissue/kain basah, dengan suhu diatas 30oC. Biji akan
berkecambah setelah 6-12 hari, kemudian disemai dalam media polibag.
Selain itu dapat juga dengan cara menyemai biji yang sudah direndam air
tersebut di media pasir. Setelah tumbuh setinggi3-5 cm bibit dipindah di
media polibag. Media semai biji pepaya yaitu tanah, pupuk kandang dan
Thricoderma. Benih pepaya ditanam ke lapang setelah berumur 30-40 hari
dengan ciri mempunyai daun berjumlah 5-8 helai.
Gambar: a. Kecambah benih siap disemai, b. Benih siap tanam, c. Penanaman benih dilapang
2. Persiapan lahan
- Lahan dibersihkan dari gulma secara mekanik atau kimia. Selanjutnya lahan diolah tanahnya agar menjadi gembur.
- Bedengan dibuat dengan panjang 6 meter, lebar 1- 1,5 m, tinggi 20
cm. Antar bedengan dipisahkan dengan parit berukuran lebar 50 cm dan
dalam 30 cm.
- Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 50 cm dan jarak tanam 2 x2 m.
Gambar: a. Jarak tanam pepaya, b. Ukuran lubang tanam
- Lubang tanam diisi dengan campuran
pupuk kandang dan dolomit, masing-masing ± 8 kg/lubang dan 350 g/lubang,
kemudian dibiarkan selama 1 - 2 minggu. Tambahkan pupuk dasar TSP
dengan dosis 50-80 g/lubang dan insektisida Furadan sebanyak 0,5-1
g/lubang, 2-3 hari sebelum tanam.
3. Penanaman
Benih
yang sudah siap ditanam masukkan dalam lubang tanam, dengan cara melepas
polybag dilepas perlahan-lahan agar media tanam tidak pecah kemudian
letakkan di lubang tanam dan timbun dengan tanah top soil. Satu lubang
tanam sebaiknya ditanam dengan 2 (dua) benih agar dapat diseleksi
tanaman yang berbunga sempurna.
4. Pemeliharaan tanaman
a. Seleksi Bunga Sempurna
Saat
tanaman sudah mulai berbunga (± umur 2 bulan setelah tanam) pilih yang
berbunga sempurna. Ciri bunga sempurna yaitu di dalam satu bunga
terdapat serbuk sari dan putik. Tanaman yang berjenis kelamin lainnya
dipotong pada pangkal batang agar tidak tumbuh.
Gambar: Bunga jantan, b. Bunga betina, c. bunga sempurna kuncup, d. Bunga sempurna mekar
b. Pemberian Mulsa
Mulsa
atau penutup tanah berupa serasah, jerami kering dan lainnya, diberikan
dibawah tajuk tanaman dengan ketebalan 15 – 20 cm saat awal tanam.
Selain untuk menjaga kelembaban tanah, mulsa juga berfungsi untuk
mencegah pertumbuhan gulma, mengatur suhu permukaan tanah menekan
populasi hama dan menambah kesuburan tanah.
c. Pemupukan
Gunakan pupuk NPK 16 – 16 – 16 atau campuran pupuk tunggal. Dosis pupuk NPK 16 – 16 – 16 dapat dilihat pada tabel 1.
Pupuk diletakan pada lubang yang dibuat
di sekeliling tanaman dan ditutup tanah. Penyiraman harus dilakukan
setelah pemupukan terutama bila tidak turun hujan. Selain itu pupuk
dapat diberikan dengan cara diencerkan terlebih dahulu. Misalnya saat
tanaman berumur 1 minggu setelah tanam dipupuk dengan dosis 50
gram/tanaman. Caranya larutkan 500 gram NPK dalam 10 liter air, kemudian
siramkan di sekitar perakaran tanaman. Siram setiap tanaman dengan satu
liter larutan NPK. Apabila ingin menggunakan campuran pupuk tunggal,
dapat diberikan dengan dosis seperti yang terdapat pada tabel 2.
Pupuk kandang dan dolomit diberikan
setiap 3-4 bulan sekali. Dosis pupuk kandang yang diberikan ± 5
kg/tanaman, sedangkan dolomit diberikan ± 0,3 kg/tanaman.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
utama pada tanaman pepaya yaitu kutu putih, thrips, aphid dan tungau.
Cara pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif
imidakloprit, abamektin dan profenofos dosis 2 cc per liter air atau
sesuai dosis anjuran. Pengendalian hama tungau lakukan penyemprotan
dengan akarisida berbahan aktif dicofol, propargit yang diberikan
berselang seling antar bahan aktif sesuai anjuran.
Penyakit yang sering menyerang tanaman
pepaya yaitu, antraknose, busuk akar akibat Phytopthora atau Fusarium.
Gejala serangan antraknose ditandai dengan cekungan bulat dan membusuk
pada kulit buah, kendalikan dengan fungisida berbahan aktif propineb
Penyakit busuk akar ditandai dengan daun tua meguning kendalikan dengan
fungisida Mankozeb atau metalaxyl.
Gambar: a. Serangan kutu putih, b. Gejala serangan thrip, c. Seleksi buah cacat
e. Seleksi Buah
Seleksi
buah lakukan saat buah sempurna berumur 2 minggu setelah bunga mekar.
Buang buah yang cacat secara fisik (lancip, bulat atau rusak) agar
tidak mengganggu pertumbuhan buah sempurna lainnya.
5. Panen
Buah pepaya
dapat dipanen pada umur 8 bulan setelah tanam. Buah untuk pasar lokal
dipetik pada tingkat kemasakan mengkal dtandai dengan 5-10 % warna
kulit buah kuning (indek warna 2), sedangkan untuk pasar jarak jauh buah
dipetik dengan ditandai perubahan warna kulit buah kuning < 5%
(indek warna 1). Panen buah dapat dilakukan seminggu sekali.
Gambar: a. Indek warna 1, b. Indek warna 2, c. Indek warna 3, d. Indek warna 4
Sumber : http://balitbu.litbang.pertanian.go.id